Herbaloka.id

Muncul Benjolan di Leher Sebelah Kanan? Ini Penyebab dan Cara Menanganinya

Muncul Benjolan di Leher Sebelah Kanan? Ini Penyebab dan Cara Menanganinya

Ada banyak yang menyebabkan munculnya benjolan di leher sebelah kanan, mulai dari yang ringan, sampai parah. Hal ini menimbulkan kekhawatiran, karena benjolan di leher kanan dapat mengganggu penampilan, dan memiliki risiko yang besar terhadap penyakit yang lebih serius. Oleh karena itu, ketahuilah penyebabnya sehingga Anda dapat mendapat penanganan secepatnya.

Leher memiliki banyak jaringan, otot, pembuluh darah, saraf, dan kelenjar getah bening. Selain itu, terdapat kelenjar tiroid dan paratiroid juga. Apabila organ-organ tersebut mengalami gangguan, dampaknya akan muncul benjolan di leher, termasuk leher sebelah kanan.

Ini Penyebab Munculnya Benjolan di Leher Sebelah Kanan

Berikut adalah beberapa kondisi yang dapat menyebabkan munculnya benjolan di leher sebelah kanan:

Pembengkakan Kelenjar Getah Bening

Kelenjar getah bening yang bengkak atau membesar adalah salah satu penyebab muncul benjolan. Kelenjar ini berperan dalam membentuk kekebalan tubuh untuk melawan infeksi, dan melawan sel kanker.

Kelenjar getah bening membengkak karena melawan infeksi, peradangan, atau bahkan kanker. 

Jika benjolan disertai rasa sakit, penyebabnya adalah kelenjar getah bening melawan infeksi, namun jika tidak sakit, biasanya disebabkan oleh limfoma.

Gondok

Gondok terjadi karena ada pembesaran kelenjar tiroid. Penyebab gondok biasanya karena kekurangan yodium, penyakit graves, autoimun, atau gangguan pada kelenjar tiroid.

Pembesaran kelenjar tiroid pada gondok menyebabkan gejala seperti sulit menelan, batuk-batuk, suara serak, atau kesulitan bernapas.

Kista

Kista adalah benjolan yang berisi cairan. Biasanya kista tidak berbahaya dan tidak menyakitkan, namun jika terjadi infeksi, perlu dilakukan tindakan pengangkatan bedah, atau drainase. Beberapa jenis kista yang dapat memicu terbentuknya benjolan di leher sebelah kanan adalah:

  • Kista brankial: Kista ini terbentuk dari sisa perkembangan embrionik dan letaknya di samping leher.
  • Kista Epidermoid: Sel-sel kulit yang terperangkap dan berkembang di bawah kulit membentuk sebuah benjolan di leher.Kista ini berisikan materi keratin.

Infeksi

Benjolan di leher kanan dapat disebabkan oleh infeksi virus, seperti HIV, mononukleosis, herpes simplex, CMV, dan rubella. Tidak hanya itu, infeksi akibat bakteri juga dapat menyebabkan benjolan, seperti infeksi bakteri di sekitar telinga, hidung, dan tenggorokan.

Beberapa penyebab infeksi (virus atau bakteri) dapat menimbulkan gejala lain, seperti demam, sakit kepala, ataupun sakit tenggorokan. Penanganan infeksi akibat bakteri umumnya dengan obat antibiotik sesuai dengan resep dokter.

Tumor atau Kanker

Umumnya, benjolan di leher merupakan tumor tapi bersifat jinak. Namun, ada beberapa kondisi juga yang dapat disebabkan oleh tumor ganas atau kanker. Berikut jenis kanker yang dapat menyebabkan benjolan di leher:

  • Kanker Tiroid: Biasanya ditandai dengan benjolan di leher yang terasa keras, dan ketika disentuh tidak bergerak.
  • Kanker Kelenjar Ludah: Kanker jenis ini jarang terjadi, namun dapat menyebabkan benjolan di leher. Biasanya ditandai dengan kesulitan menelan, dan terkadang terasa nyeri.
  • Limfoma Hodgkin: Termasuk jenis kanker kelenjar getah bening yang ditandai dengan pembengkakan kelenjar getah bening, baik itu di leher, ketiak, atau di selangkangan.

Baca: Makanan Sehat yang Dapat Mencegah Kanker

Keloid

Keloid adalah jaringan parut yang tumbuh di bawah kulit akibat luka atau cedera, seperti luka bakar, luka akibat tato, tindik, jerawat pecah, atau bekas operasi. Kulit yang terluka akan terus tumbuh selama bertahun-tahun. Hal ini yang mengakibatkan munculnya benjolan.

Lipoma

Lipoma merupakan tumor jinak yang terbentuk dari lemak di bawah kulit. Ciri-ciri lipoma yaitu terasa lunak, dapat bergerak jika disentuh, dan tidak sakit ketika disentuh.

Lipoma tidak berbahaya, namun jika ukurannya terus membesar, dapat menekan organ lain dan perlu diangkat.

Abses Parafaring

Abses parafaring adalah benjolan yang berisi nanah dan terbentuk di sekitar tenggorokan dan dapat menimbulkan gejala seperti demam, sakit tenggorokan, dan kesulitan menelan.

Benjolan akibat abses parafaring dapat diobati dengan antibiotik.Namun, dalam kondisi tertentu harus melalui tindakan operasi untuk mengeluarkan nanah.

Penyakit Autoimun

Autoimun merupakan kondisi dimana sistem kekebalan tubuh merusak sel dan jaringan tubuh yang sehat. Padahal, sistem kekebalan tubuh seharusnya melawan kuman, virus, dan parasit penyebab infeksi serta sel kanker.

Penyakit autoimun yang menyebabkan benjolan di leher sebelah kanan adalah penyakit graves, lupus, dan rheumatoid arthritis.

Ciri-Ciri Benjolan di Leher yang Tidak Berbahaya

Benjolan yang muncul di leher memang belum tentu berbahaya. Supaya Anda tidak terlalu khawatir, Anda harus tahu ciri-ciri benjolan yang tidak berbahaya, bahkan bisa menghilang dengan sendirinya.

Berikut merupakan ciri-ciri benjolan di leher yang tidak berbahaya:

  1. Pertumbuhannya Lambat

Benjolan yang tumbuh secara perlahan dalam beberapa bulan, bahkan tahun biasanya bersifat jinak. Pertumbuhan yang lambat ini menandakan kalau benjolan tersebut tidak ganas atau agresif.

  1. Tidak Nyeri

Benjolan yang jinak biasanya tidak disertai dengan rasa sakit atau nyeri ketika disentuh.

  1. Tidak Ada Perubahan Warna di Bagian Atas Kulit yang Benjol

Jika tidak ada gejala perubahan warna kulit pada benjolan di leher Anda, biasanya benjolan tersebut jinak. Perubahan warna kulit pada benjolan merupakan tanda infeksi atau inflamasi.

  1. Lunah dan Dapat Bergerak ketika Disentuh

Benjolan yang lunak dan dapat bergerak ketika disentuh merupakan ciri-ciri lipoma atau kista yang jinak. Ini menunjukkan benjolan tersebut tidak melekat pada jaringan di bawahnya.

Benjolan yang Perlu Diwaspadai

Walaupun benjolan di leher sebelah kanan umumnya tidak berbahaya dan bersifat jinak, Anda perlu waspada dan mengetahui juga ciri-ciri benjolan di leher yang berbahaya, supaya dapat ditangani sesegera mungkin.

Berikut adalah ciri-ciri benjolan di leher yang berbahaya:

  1. Pertumbuhannya Cepat

Jika benjolan tumbuh atau berkembang dengan cepat dalam waktu yang singkat, Anda perlu waspada. Hal ini menjadi indikasi tumor ganas atau infeksi yang serius. Apabila tidak segera ditangani, dapat menjadi masalah yang lebih serius.

  1. Benjolan Keras dan Tidak Dapat Digerakkan ketika Disentuh

Ini menandakan kondisi serius seperti kanker, karena benjolan akibat kanker membuat jaringan di sekitar benjolan mengeras.

  1. Terasa Nyeri

Jika ketika disentuh benjolan terasa nyeri dan berlangsung terus benerus, atau bahkan semakin parah, ini dapat menjadi gejala infeksi atau kondisi yang lebih serius dan perlu segera ditangani.

  1. Disertai Gejala yang Memengaruhi Kondisi Tubuh

Ketika benjolan muncul disertai dengan gejala seperti demam tinggi, berat badan tiba-tiba menurun tanpa sebab, atau keringat malam yang berlebihan, ini dapat menjadi pertanda kondisi serius seperti infeksi sistemik, atau limfoma.

  1. Kesulitan Menelan atau Bernapas

Benjolan yang muncul dapat menyebabkan kesulitan menelan ataupun bernapas. Ini menandakan benjolan tersebut menekan saluran pencernaan atau pernapasan. Kondisi ini perlu segera ditangani agar dapat kembali menjalani hari dengan nyaman, dan tidak semakin parah.

  1. Perubahan Warna di Kulit Bagian Atas Benjolan

Jika benjolan disertai dengan perubahan warna di kulit, seperti kemerahan atau menghitam, ini menandakan infeksi atau kondisi yang lebih serius seperti kanker kulit.

Cara Menangani Benjolan di Leher

Untuk menangani benjolan di leher kanan, harus berdasarkan diagnosis dokter dahulu, agar akurat dan tidak salah penanganan.

Berikut adalah beberapa metode-metode untuk menangani benjolan di leher:

  1. Antibiotik dan Antiinflamasi

Antibiotik digunakan jika diagnosis benjolan di leher kanan Anda akibat dari infeksi bakteri. Antiinflamasi diberikan juga jika terdapat peradangan dan rasa nyeri akibat infeksi tersebut.

  1. Biopsi dan Eksisi

Biopsi adalah proses pengambilan sampel jaringan tubuh untuk pemeriksaan lebih lanjut. Jika hasilnya benjolan tersebut bersifat ganas atau berbahaya, dapat dilanjutkan ke prosedur eksisi, yaitu pengangkatan atau pemotongan untuk menghilangkan benjolan tersebut.

  1. Kemoterapi dan Terapi Radiasi

Kemoterapi adalah pengobatan kanker menggunakan obat-obatan yang dapat membunuh atau menghambat perkembangan sel kanker. Sedangkan terapi radiasi yaitu penanganan melalui radiasi untuk membunuh sel kanker.

  1. Kauterisasi dan Krioterapi

Kauterisasi merupakan cara menghilangkan jaringan abnormal dengan merusaknya menggunakan suhu panas atau zat kimia untuk membakar jaringan tersebut hingga mati.

Sedangkan krioterapi kebalikan dari Kauterisasi. Prosedur ini menggunakan suhu dingin yang ekstrem untuk menghancurkan kista atau nodul.

  1. Kompres Hangat

Perawatan ini dapat Anda lakukan sendiri di rumah, untuk mengurangi rasa tidak nyaman atau nyeri di area benjolan. Panas dari kompresan dapat membantu untuk memperlancar sirkulasi darah di area tersebut, sehingga mempercepat penyembuhan.

Kesimpulan

Benjolan di leher sebelah kanan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari infeksi ringan hingga kondisi serius seperti kanker. Ciri-ciri seperti pertumbuhan cepat, nyeri, atau tekstur keras perlu diwaspadai, sementara benjolan lunak yang tidak sakit umumnya jinak. Penanganannya harus disesuaikan dengan diagnosis dokter, meliputi obat antibiotik, prosedur medis, atau terapi khusus. Jangan ragu berkonsultasi ke dokter jika benjolan disertai gejala seperti demam, penurunan berat badan, atau gangguan menelan. 

Meskipun benjolan di leher seringkali tidak berbahaya dan jinak, ada baiknya Anda tetap perlu memeriksakan di ke dokter, agar mendapat diagnosis yang akurat, dan dapat segera menangani benjolan tersebut.

Jangan ragu berkonsultasi dengan dokter juga, jika benjolan disertai gejala seperti demam, penurunan berat badan, atau gangguan menelan. Deteksi dini adalah kunci utama mencegah komplikasi berbahaya.

Referensi

  1. Alodokter. (2022). Benjolan di Leher Sebelah Kanan, Kenali 8 Penyebabnya di Sini. Diakses pada 5 Mei 2025.
  2. Halodoc. (2025). Benjolan di Leher Kanan, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya. Diakses pada 5 Mei 2025.
  3. Halodoc. (2025). Ini Ciri-Ciri Benjolan di Leher yang Tidak Berbahaya. Diakses pada 5 Mei 2025.
Ini Makanan yang Dilarang untuk Penderita Tumor Jinak di Payudara

Ini Makanan yang Dilarang untuk Penderita Tumor Jinak di Payudara

Jika Anda merasakan ada benjolan di payudara,  mungkin Anda khawatir benjolan tersebut adalah gejala kanker payudara. Namun, diagnosis kanker memerlukan pemeriksaan medis lebih lanjut. Benjolan bisa disebabkan oleh tumor jinak di payudara. Dan untungnya, sebagian besar benjolan di payudara bersifat jinak, tidak seperti kanker. Namun, benjolan atau tumor jinak di payudara bisa berubah menjadi kanker jika Anda tidak memperhatikan pola hidup dan menghindari makanan yang dilarang bagi penderita tumor.

Baik wanita maupun pria bisa mengidap tumor jinak di payudara. Meskipun tumor jinak bukan kanker dan tidak mengancam jiwa, namun tumor jinak ini dapat meningkatkan risiko Anda terkena kanker payudara. Oleh karena itu, Anda perlu mengetahui makanan apa yang dilarang untuk penderita tumor jinak, agar bisa mencegah sebelum menjadi parah.

Daftar Makanan dan Minuman yang Harus Dihindari

Untuk mendukung penyembuhan dan meminimalkan risiko berkembang menjadi kanker, Anda perlu mengatur makanan yang harus Anda konsumsi setiap hari. Oleh karena itu, Anda perlu mengetahui juga makanan dan minuman apa yang harus Anda hindari, agar benjolan atau tumor di payudara tidak berisiko berubah menjadi kanker payudara. 

Berikut daftar makanan dan minuman yang perlu Anda hindari:

Alkohol

Alkohol terbukti dapat merusak DNA sel di tubuh karena meningkatnya kadar estrogen dalam darah ketika meminum alkohol. Hormon estrogen inilah yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker.

Makanan Cepat Saji

Makanan cepat saji mengandung lemak trans dan bahan-bahan berbahaya lainnya. Jika dikonsumsi terus-menerus dapat berdampak pada kesehatan, termasuk meningkatkan risiko terkena penyakit jantung, obesitas, diabetes, dan kanker payudara.

Gorengan

Proses menggoreng dengan suhu tinggi apalagi dengan minyak yang tidak diganti-ganti menghasilkan zat karsinogen yang dapat merusak DNA dan memicu perkembangan sel kanker.

Daging Olahan

Daging olahan seperti sosis dan nugget dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara. Dalam sebuah analisis dari 15 penelitian mengaitkan asupan daging olahan yang sering dengan risiko terhadap kanker payudara 9% lebih tinggi.

Gula dan Pemanis Buatan

Konsumsi gula berlebih dapat meningkatkan insulin yang menyebabkan peradangan dan membuat sel memproduksi enzeim yang memicu pertumbuhan dan penyebaran kanker.

Karbohidrat Olahan

Karbohidrat olahan seperti roti, mie instan, dan sejenisnya cepat diubah menjadi gula oleh tubuh, lalu memicu resistensi insulin. Studi di Cancer Epidemiology, Biomarkers & Prevention (2020) menemukan wanita yang mengonsumsi karbohidrat olahan >5 porsi/hari berisiko 22% lebih tinggi terkena kanker payudara.

Makanan yang Baik untuk Penderita Tumor Jinak di Payudara

Karena Anda sudah mengetahui makanan apa saja yang harus dihindari, Anda juga harus mengetahui makanan yang harus Anda konsumsi. Dengan memperhatikan makanan, Anda dapat memenuhi asupan nutrisi yang baik untuk tubuh Anda, sehingga kesehatan tubuh terjaga dan mendukung penyembuhan.

Berikut adalah makanan yang menyehatkan dan baik dikonsumi penderita tumor:

Makanan yang Mengandung Protein Nabati dan Omega-3

Protein nabati bebas hormon, sementara omega-3 pada ikan memiliki manfaat untuk mengurangi peradangan. Studi di Breast Cancer Research (2022) menunjukkan konsumsi ikan berlemak 2-3x/minggu menurunkan risiko perkembangan tumor jinak ke ganas sebesar 14%.

Contoh makanan yang mengandung protein nabati dan omega-3: Tahu, tempe, edamame, kacang lentil, ikan salmon, dan sarden.

Sayuran

Sayuran yang mengandung sulforaphane dapat menghambat pertumbuh sel tumor. Contoh sayuran yang mengandung sulforaphane adalah brokoli, kubis, kembang kol, dan kale.

Buah Kaya Antioksidan dan Vitamin C

Antioksidan memiliki manfaat untuk menetralisir radikal bebas penyebab kerusakan DNA. Sedangkan vitamin C dapat meningkatkan produksi kolagen untuk memperbaiki jaringan yang rusak. Dengan mengonsumsi buah yang mengandung antioksidan dan vitamin C, risiko terkena kanker payudara dapat menurun.

Contoh buah yang kaya akan antioksidan dan vitamin C: Jeruk (vitamin C), blueberry (anthocyanin), delima (punicalagin), dan alpukat (glutathione).

Karbohidrat Kompleks Tinggi Serat

Serat bermanfaat untuk mengikat kelebihan estrogen dalam pencernaan dan mencegah resistensi insulin. Dengan begitu, tubuh akan lebih sehat dan membantu mencegah terkena kanker payudara.

Lemak Sehat

Lemak tak jenuh dapat mengurangi peradangan yang terkait dengan pertumbuhan tumor. Contoh makanan yang mengandung lemak sehat atau lemak tak jenuh adalah alpukan, minyak zaitun, dan kacang walnut.

Selain mengatur pola makan, Anda harus mengatur pola hidup juga agar dapat mencegah secara optimal, seperti tidak begadang, menghindari minuman beralkohol, tidak merokok, dan berolahraga secara teratur

Jangan lupa untuk rutin memeriksakan diri ke dokter setiap 6 bulan, termasuk USG payudara atau mammografi sesuai anjuran. Deteksi dini melalui pemeriksaan medis memungkinkan penanganan cepat jika ditemukan perubahan abnormal.

Kesimpulan

Menjaga pola makan adalah langkah penting bagi penderita tumor jinak payudara untuk mencegah perkembangan sel abnormal. Hindari makanan pemicu seperti alkohol, gorengan, dan gula berlebih, serta perbanyak konsumsi protein nabati, sayuran, dan buah kaya antioksidan. Kombinasikan dengan gaya hidup sehat dan pemeriksaan rutin untuk meminimalkan risiko komplikasi. Ingat, tumor jinak bisa disembuhkan dengan baik asalkan Anda disiplin dalam menjaga kesehatan tubuh.

Referensi

  1. Halodoc. (2023). Inilah Gaya Hidup Sehat untuk Pengidap Tumor Jinak Payudara. Diakses pada 3 Mei 2025.
  2. Alodokter. (2019). Makanan untuk penderita tumor jinak. Diakses pada 3 Mei 2025

Cegah Risiko Terkena Kanker dengan Diet Mediterania

Cegah Risiko Terkena Kanker dengan Diet Mediterania

Diet mediterania adalah diet dengan pola makan sehat yang menekankan pada makanan nabati, lemak sehat, dan protein rendah lemak, serta membatasi makanan olahan dan daging merah. Diet ini terbukti bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Tidak hanya itu, beberapa penelitian juga membuktikan jika diet mediterania bermanfaat untuk mencegah terkena kanker.

Diet mediterania berfokus pada mengatur pola makan secara keseluruhan daripada menghitung makanan secara ketat. Secara umum, makanan yang dikonsumsi saat diet mediterania adalah:

  • Sayur-sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan.
  • Biji-bijian utuh seperti roti gandung dan beras merah.
  • Menggunakan minyak zaitun sebagai sumber lemak sehat.
  • Ikan yang banyak mengandung omega-3.
  • Keju alami dan yogurt.
  • Mengurangi atau tidak sama sekali mengonsumsi daging merah.
  • Mengurangi atau tidak sama sekali mengonsumsi makanan atau minuman manis, apalagi dengan pemanis buatan.
  • Tidak mengonsumsi makanan olahan.

Manfaat Diet Mediterania untuk Mencegah Kanker

Dalam sebuah penelitian membuktikan bahwa diet mediterania dapat menurunkan risiko kematian akibat kanker, serta menurunkan risiko terkena beberapa jenis kanker, seperti kanker payudara, kanker kolorektal, kanker lambung, kanker pankreas, kanker prostat, dan kanker paru-paru.

Berikut adalah manfaat diet mediterania untuk mencegah risiko terkena kanker:

1. Menurunkan Risiko Terkena Kanker Kolorektal (Usus Besar atau Rektum)

Pada tahun 2018, para peneliti menemukan bahwa diet mediterania berperan penting untuk mencegah perkembangan benjolan kecil yang tumbuh di dinding usus besar atau rektum untuk menjadi kanker. Pola makan penting dalam diet mediterania yang membantu mencegah tersebut adalah ikan-ikanan, buah, dan mengurangi atau tidak sama sekali mengonsumsi soft drinks (minuman bersoda). Hasil dari penelitian ini dikatikan dengan penurunan risiko seseorang untuk mengalami perubahan sel (mutasi atau tumbuh secara abnormal) yang berisiko tinggi untuk menjadi kanker hingga 30% dibanding dengan orang yang tidak melakukan diet mediterania.

2. Risiko Terkena Kanker Payudara Lebih Rendah

Para peneliti yang mempelajari sekitar 15.000 wanita di Yunani selama hampir satu dekade menemukan fakta bahwa para wanita pascamenopause yang menerapkan pola makan dari diet mediterania memiliki risiko terkena kanker payudara lebih rendah.

Kesimpulan ini dicapai dengan menilai pola makan peserta menggunakan kuesioner dan scoring method untuk menentukan sejauh mana para peserta mengikuti pola makan diet mediterania. Hasilnya, hanya 240 wanita yang didiagnosis menderita kanker payudara.

3. Menurunkan RIsiko Terkena Kanker Pankreas

Penyebab kanker pankreas saat ini masih belum bisa dipastikan. Namun, risiko terkena kanker pankreas dapat meningkat karena beberapa faktor, seperti:

  • Merokok
  • Sudah bertambah tua
  • Salah atau asal-asalan dalam melakukan diet
  • Obesitas
  • Penyakit kencing manis
  • Pankreatitis kronis

Dalam sebuah analisis yang dilakukan oleh para peneliti menemukan fakta bahwa mereka yang menerapkan pola hidup sehat dapat mengurangi risiko terkena kanker pankreas hingga lebih dari 50%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko kanker pankreas dapat dikurangi dengan pola hidup sehat, seperti:

  • Tidak merokok
  • Mengurangi atau tidak meminum minuman beralkohol
  • Menjaga berat badan agar ideal
  • Rutin berolahraga
  • Mengonsumsi buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian, ikan, dan lemak sehat seperti minyak zaitun. Makan-makanan ini seperti yang diatur dalam diet mediterania.

4. Menurunkan Risiko Terkena Kanker Lambung

Para peneliti melakukan sebuah studi yang meneliti sekelompok pria dan wanita yang berusia antara 35–70 tahun untuk melihat dampak diet mediterania terhadap risiko kanker lambung. Hasil analisis data dari hampir 500.000 orang menyimpulkan bahwa ada pengaruh diet mediterania dalam menurunkan risiko terkena kanker lambung hingga sepertiga.

5. Menurunkan Risiko Terkena Kanker Prostat

Sebuah penelitian mengamati 410 orang pria yang didiagnosis menderita kanker prostat dan memberikan kuesioner mengenai pilihan makanan mereka. Kemudian para peserta dikelompokkan berdasarkan tingkat kepatuhannya terhadap diet. Hasilnya, peneliti menemukan hubungan yang signifikan antara diet mediterania yang taat dengan semakin rendahnya tingkat perkembangan sel kanker ke stadium lanjut.

6. Menurunkan Risiko Terkena Kanker Paru-Paru

Penyebab utama kanker paru-paru adalah merokok. Salah satu tindakan yang dapat mengurangi risiko terkena kanker paru-paru adalah berhenti merokok. Namun, sebuah penelitian menunjukkan bahwa diet mediterania dapat membantu menurunkan risiko terkena kanker paru-paru.

Pada tahun 2016, para peneliti membandingkan risiko terkena kanker paru-paru antara orang-orang yang rutin merokok dan melakukan diet, dan yang tidak melakukan diet. Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa perokok yang melakukan diet memiliki risiko yang lebih rendah daripada yang tidak.

Dari penelitian-penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa diet mediterania terbukti dapat menurunkan risiko terkena kanker, risiko semakin berkembangnya sel kanker dan juga bermanfaat menurunkan risiko kematian akibat kanker.

Untuk mengurangi risiko terkena kanker, Anda juga bisa mengonsumsi makanan yang dibenci oleh sel kanker saat melakukan diet mediterania.

Manfaat Lain Diet Mediterania yang Bermanfaat untuk Tubuh

Selain dapat mencegah kanker, diet mediterania memiliki manfaat yang sangat baik untuk tubuh. Berikut beberapa manfaat diet mediterania untuk kesehatan:

1. Menjaga Kesehatan Jantung

Kombinasi makanan dalam diet mediterania kaya akan sayuran, buah-buahan, biji-bijia, dan ikan yang rendah lemak. Makanan-makanan ini dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung serta stroke.

2. Menjaga Berat Badan

Dengan pola makan yang seimbang dan rendah kalori, serta makanan yang kaya akan serat, akan membuat Anda merasa kenyang lebih lama. Diet mediterania juga menekankan pada konsumsi sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian yang rendah kalori dan kaya akan nutrisi yang baik untuk tubuh.

3. Menjaga Kesehatan Tulang

Makanan-makanan yang dikonsumsi dalam diet mediterania kaya akan kalsium dan vitamin D, sehingga dapat membantu memperkuat tulang dan mengurangi risiko osteoporosis. Kandungan nutrisi penting ini berasal dari susu rendah lemak, ikan, dan sayuran hijau.

4. Memperlambat Penurunan Kognitif

Pada tahun 2016, para peneliti menganalisa 12 studi tentang diet mediterania dan kesehatan otak. Hasilnya, terdapat hubungan antara kepatuhan yang lebih tinggi dalam menerapkan diet dengan peningkatan kognisi, memperlambat penurunan kognitif, dan mengurangi risiko terkena alzheimer.

5. Mengurangi Risiko Terkena Stroke

Dalam sebuah studi menemukan fakta bahwa diet mediterania bermanfaat untuk mencegah penyakit jantung hingga 6% dan mencegah penyakit stroke hingga 8,5%. Selain itu, pada tahun 2018, ada studi yang dilakukan di Inggris menemukan bahwa melakukan diet mediterania dapat mengurangi risiko menderita stroke.

6. Membantu untuk Mencegah Terjadinya Diabetes Tipe-2

Dengan melakukan diet mediterania, Anda akan mengonsumsi karbohidrat dari sayuran, sehingga kadar gula darah dapat terjaga dengan baik. Selain itu, diet ini juga tidak menganjurkan terlalu banyak mengonsumsi makanan manis, olahan, dan yang diawetkan.

7. Mengurangi Peradangan pada Sendi (Arthritis)

Makanan yang diatur dalam diet mediterania banyak yang bersifat antiperadangan, termasuk radang sendi. National Institutes of Health (NIH) merekomendasikan makanan yang mengandung asam lemak omega-3 untuk mengurangi peradangan. Hal ini sejalan dengan makanan dalam diet mediterania yang banyak mengandung asam lemak sehat, termasuk omega-3.

Kesimpulan

Diet mediterania bukan sekadar tren, tetapi pola makan berbasis ilmiah yang terbukti mengurangi risiko kanker hingga 30%. Dengan berfokus pada makanan berbahan alami, diet ini membuat sel kanker berhenti berkembang di tubuh. Diet mediterania tidak hanya bermanfaat untuk mencegah kanker, tapi dapat juga untuk menjaga jantung, berat badan, bahkan kesehatan otak. 

Untuk Anda yang ingin memulai diet, diet mediterania bisa menjadi pilihan. Diet ini tidak menekankan pada rumus atau perhitungan yang ketat. Hanya mengganti pola makan dengan makan-makanan yang bermanfaat saja.

Ternyata Makanan dan Minuman Ini Dibenci Sel Kanker!

Ternyata Makanan dan Minuman Ini Dibenci Sel Kanker!

Kanker terjadi saat sel bermutasi tak terkendali, dan dapat menyebar ke seluruh tubuh. Tingkat kematian pada penyakit ini pun cukup tinggi. Dengan mengonsumsi makanan yang sehat, dapat mencegah pertumbuhan sel-sel kanker. Oleh karena itu, penting untuk Anda ketahui, makanan yang dibenci oleh sel kanker, agar dapat mencegah ataupun mendukung penyembuhan dari penyakit kanker.

Makanan yang Menyebabkan Kanker

Kanker dapat dipicu oleh makanan tidak sehat yang dikonsumsi secara berlebihan. Makanan yang harus Anda hindari jika ingin mencegah kanker adalah:

  • Junk food
  • Makanan dan minuman yang diawetkan
  • Makanan dan minuman olahan
  • Makanan dan minuman kemasan atau kalengan
  • Makanan dan minuman yang mengandung pemanis atau pewarna buatan.
  • Minuman beralkohol

Jika Anda ingin mencegah atau memperkecil risiko kanker, Anda harus memperbanyak mengonsumsi makanan yang dibenci oleh sel kanker, yaitu makanan yang kaya akan nutrisi dan antioksidan.

Ini Makanan dan Minuman yang Dibenci Sel Kanker

Berikut adalah macam-macam makanan dan minuman yang baik untuk dikonsumsi agar terhindar dari kanker:

  1. Brokoli

Brokoli mengandung banyak serat dan nutrisi, seperti vitamin A, vitamin B kompleks, vitamin C, dan antioksidan. Selain itu, brokoli mengandung antikanker juga, seperti sulforaphane, isothiacynate, dan flanoid. Karena banyak kandungan tersebut, brokoli menjadi salah satu sayuran yang dibenci oleh sel kanker.

Brokoli tidak hanya bermanfaat untuk mencegah kanker, tapi bisa Anda konsumsi juga untuk menjaga kesehatan, menjaga berat badan, dan mencegah penyakit jantung.

  1. Wortel

Wortel mengandung serat, beta karoten, vitamin A, vitamin K1, dan antioksidan. Dengan kandungannya ini, wortel dapat mengurangi risiko terkena kanker, seperti kanker prostat, kanker usus besar, dan kanker kulit.

Sebuah penelitian membuktikan, dengan rutin mengonsumsi wortel, dapat mengurangi risiko terkena kanker prostat hingga 18%. Selain itu, wortel juga baik untuk memelihara kesehatan mata dan kulit.

  1. Buah Sitrus

Buah sitrus adalah kelompok buah seperti jeruk, jeruk nipis, jeruk limau, lemon, grapefruit, dan kumquat. Buah-buahan tersebut memiliki kandungan vitamin C dan antioksidan yang tinggi, sehingga dapat menurunkan risiko terkena kanker.

Dalam sebuah penelitian mengatakan bahwa orang yang rutin mengonsumsi jeruk atau lemon setidaknya 3–4 kali dalam seminggu memiliki risiko yang kecil terkena kanker.

  1. Buah Beri

Buah beri seperti strawberry, blueberry, dan raspberry juga banyak mengandung vitamin C dan antioksidan. Selain mencegah kanker, buah berry juga bermanfaat untuk mengontrol tekanan darah, menjaga kadar gula darah, dan mencegah penyakit jantung dan stroke.

Dalam sebuah penelitian, 25 orang dengan kanker kolorektal yang rutin mengonsumsi ekstrak bilberry dalam 7 hari, sel kanker dalam tubuhnya menurun hingga 7%. Hal ini membuktikan bahwa buah beri dapat membunuh sel kanker.

  1. Tomat

Tomat kaya akan kandungan antioksidan dan antikanker, seperti likopen, betakaroten, dan chlorogenic acid.

Beberapa penelitian membuktikan bahwa asupan likopen dalam tomat yang dikonsumsi sehari-hari dapat mencegah kanker prostat dan kanker kulit.

  1. Bawang Putih

Bawang putih adalah salah satu rempah yang sering digunakan sebagai bahan masakan dan bumbu dapur. Ternyata, bawang putih juga dibenci oleh sel kanker, lho!

Bawang putih mengandung allicin yang dapat mencegah kanker prostat dan kanker usus besar. Bawang putih juga kaya akan antioksidan yang dapat memperkuat kekebalan tubuh dan membantu melawan radikal bebas yang menyebabkan kanker.

  1. Kunyit

Sama seperti bawang putih, kunyit yang kita kenal sering digunakan sebagai bahan masakan atau bumbu dapur juga bermanfaat untuk mencegah kanker. Kunyit mengandung kurkumin yang memiliki efek antiperadangan, antikanker, dan antioksidan.

Dalam sebuah penelitian membuktikan kandungan kurkumin pada kunyit dapat membantu mencegah perkembangan sel kanker, terutama pada kanker payudara, kanker prostat, kanker paru-paru, dan kanker usus besar.

Tapi, Anda perlu hati-hati dalam mengonsumsi kunyit, karena jika terlalu banyak dapat membuat Anda sakit perut, bahkan memengaruhi efektivitas obat-obat tertentu. Sebaiknya konsultasikan dahulu dengan dokter agar lebih aman.

  1. Kacang-Kacangan

Kacang dibenci sel kanker karena mengandung protein, mineral, serta zat antioksidan flavonoid dan polifenol.

Kacang-kacangan dapat Anda konsumsi sebagai cemilan untuk mencegah kanker. Jenis-jenis kacang-kacangan yang baik untuk mencegah sel kanker adalah kacang kedelai, kacang merah, kacang hijau, kacang almond, dan kacang tanah.

  1. Seafood

Beberapa jenis seafood yang dapat mencegah kanker,yaitu gurita, kerang, dan cumi. Seafood tersebut mengandung banyak mineral, asam amino, dan lemak sehat seperti omega-3 yang dapat mencegah kanker.

Beberapa jenis ikan juga memiliki manfaat mencegah sel kanker, seperti ikan salmon, tongkol, tuna, sarden, dan kakap. Namun, Anda perlu berhati-hati! Jika mengonsumsi terlalu banyak, malah tidak baik untuk tubuh Anda. Hal itu dikarenakan ikan seperti tuna mengandung merkuri yang tinggi.

  1. Teh Hijau

Teh hijau memiliki kandungan antioksidan, seperti polifenol, catechin, dan quercetin. Kandungan ini bermanfaat untuk mengurangi peradangan dan  mencegah kerusakan sel-sel di tubuh. Selain itu, kandungan dalam teh hijau juga bermanfaat untuk menghambat sel kanker.

Dalam beberapa penelitian menunjukkan bahwa dengan rutin mengonsumsi teh hijau dapat mengurangi risiko terkena berbagai jenis kanker, seperti kanker usus besar, kanker mulut, kanker hati, dan kanker payudara. Untuk mencegah kanker, Anda dianjurkan mengonsumsi sebanyak 3–4 gelas per hari.

Selain dengan mengonsumsi makanan-makanan dan minuman yang dibenci sel kanker di atas, Anda juga harus menerapkan pola hidup yang sehat, seperti rajin berolahraga, menghindari polusi, dan tidak merokok.

Selain itu, sangat dianjurkan juga bagi Anda yang memiliki tingkat risiko terkena kanker tinggi karena keturunan untuk periksa kesehatan secara rutin.

Kesimpulan

Memilih makanan yang tepat adalah langkah kunci untuk mencegah dan mendukung penyembuhan kanker. Dengan mengonsumsi bahan alami kaya antioksidan seperti brokoli, buah beri, atau kunyit, Anda bisa “melawan” sel kanker sekaligus meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Hindari makanan olahan, alkohol, dan bahan kimia sintetis yang memicu pertumbuhan sel abnormal. Ingat, pola hidup sehat seperti olahraga teratur dan rutin pemeriksaan dokter juga tak kalah penting. Mulailah dengan langkah kecil—ganti camilan kemasan dengan kacang almond atau segelas teh hijau tanpa gula. Sel kanker mungkin gigih, tetapi dengan disiplin, Anda bisa menciptakan lingkungan tubuh yang tidak ramah bagi perkembangannya.

Referensi:

  1. Alodokter. (2023). 10 Makanan yang Dibenci Sel Kanker tetapi Baik untuk Tubuh. Diakses pada 2 Mei 2025, dari https://www.alodokter.com/10-makanan-yang-dibenci-sel-kanker-tetapi-baik-untuk-tubuh

11 Ciri-Ciri Awal Kanker Serviks yang Harus Para Wanita Waspadai

11 Ciri-Ciri Awal Kanker Serviks yang Harus Para Wanita Waspadai

Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan salah satu jenis kanker berbahaya yang mengancam para wanita. Menurut data dari Kementerian Kesehatan Indonesia (2018), kanker serviks berada di urutan kedua dari kasus-kasus kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia, yakin 32.2469 kasus (9,3% dari total kasus kanker). Oleh karena itu, Anda perlu mengetahui gejala awalnya agar bisa mengatasi sebelum memburuk.

Penyebab Kanker Serviks

Seperti kanker-kanker lainnya, penyebab kanker serviks terjadi karena sel-sel di leher rahim bermutasi. Sel-sel yang tumbuh secara abnormal dan tidak terkendali itulah yang membentuk sel kanker.

Umumnya, kanker serviks disebabkan oleh infeksi human papilloma virus (HPV) yang menular akibat aktivitas seksual yang tidak aman —bergonta-ganti pasangan dan tidak mengenakan kondom.

Untuk lebih lengkapnya, Anda dapat membaca: Ini Penyebab Kanker Serviks & Cara Mencegahnya!

Gejala Awal Kanker Serviks

Kebanyakan wanita tidak menyadari gejala-gejala kanker pada tubuhnya. Hal ini dikarenakan, gejala kanker serviks stadium awal baru akan terlihat setelah kanker menyerang dan menyebar ke organ lain.

Oleh karena itu, sangat penting bagi para wanita untuk mengetahui dan memahami gejala awal kanker serviks agar dapat menangani secepatnya sebelum kondisinya memburuk. 

Berikut adalah ciri-ciri awal kanker serviks yang perlu Anda waspadai:

  1. Terjadi Pendarahan atau Muncul Flek di Luar Jadwal Menstruasi

Jika sebelumnya Anda tidak sering melihat flek atau pendarahan di luar jadwal biasanya Anda menstruasi, namun tiba-tiba muncul flek atua bahkan pendarahan, Anda harus waspada! Memang, tidak semua pendarahan di area organ intim disebabkan oleh kanker, namun tidak salahnya jika Anda waspada.

  1. Mudah Terjadi Pendarahan

Karena terjadi perubahan yang abnormal pada sel-sel di sekitar mulut rahim, biasanya bagian tersebut menjadi rapuh dan mudah berdarah jika ada sentuhan.

Biasanya, pendarahan terjadi akibat hubungan seksual atau pemeriksaan yang mengharuskan memasukkan benda ke vagina.

  1. Darah Haid Lebih Banyak dari Biasanya—Ketika Menstruasi Sesuasi Jadwal

Darah yang keluar lebih banyak dari biasanya ketika menstruasi sesuai jadwal menjadi salah satu pertanda awal kanker serviks. Hal ini terjadi karena ada perubahan yang terjadi pada lapisan area rahim.

Namun, tidak selalu darah yang keluar lebih banyak itu pertanda kanker, karena beberapa wanita yang kelelahan juga dapat mengalami ini. Jadi, perlu dipastikan lagi ke dokter, agar Anda mengetahui pasti penyebabnya.

  1. Siklus Haid Lebih Panjang dari Biasanya

Coba Anda ingat, apakah Anda pernah atau sedang mengalami siklus haid yang tidak seperti biasanya—durasinya lebih panjang daripada sebelum-sebelumnya. Anda perlu waspada jika hal itu terjadi karena biasanya ini terjadi akibat ada gangguan di rahim.

  1. Nyeri saat Berhubungan Seks

Hal ini terjadi karena ada jaringan serviks yang meradang dan ada sel nya mati. Akibatnya, jaringan sel yang sedang mengganas jadi lebih sensitif.

Karena itu, penderita gejala kanker ini akan lebih mudah merasa nyeri ketika berhubungan seks. Bahkan, terdapat penderita yang mengalami rasa nyeri tersebut di sekitar panggul.

  1. Pendarahan setelah Masuk Masa Menopause

Wanita yang sudah mengalami menopause berarti sudah melewati masa suburnya. Umumnya mereka tidak lagi mengalami haid, namun jika masih terjadi pendaharan pasca menopause, ini perlu diwaspadai, karena ada kaitanya dengan gangguan di area rahim, termasuk gejala awal kanker serviks.

  1. Keputihan yang Tidak Normal

Keputihan adalah hal yang normal bagi seorang wanita. Keputihan yang normal biasanya berwarna jernih dan transparan, atau cari seperti air dan lengket. Oleh karena itu, Anda perlu waspada jika keputihan berubah warna atau tekstur menjadi seperti nanah, bahkan darah kotor. Itu berarti, ada masalah pada organ reproduksi yang bisa mengarah ke kanker serviks.

  1. Berat Badan Turun Drastis

Kanker pada umumnya menyebabkan penderitanya tidak nafsu makan, sehingga  penderita kanker berat badannya turun drastis karena tidak ada asupan dan gizi yang masuk ke tubuhnya.

  1. Mudah Merasa Lelah

Pendarahan yang terjadi akibat kanker serviks sangat memengaruhi tubuh penderitanya. Akibat kekurangan darah, membuat para penderita kanker serviks merasa lemas. Selain karena kekurangan darah, kelelahan juga dapat diakibatkan oleh zat-zat beracun yang diproduksi sel kanker.

  1. Ada Bercak Darah di Urine

Adanya bercak darah yang muncul ketika Anda sedang buang air kecil merupakan pertanda adanya gangguan di kandung kemih dan bisa jadi akibat dari kanker serviks. Segera periksakan ke dokter agar bisa mengetahui diagnosis yang pasti.

  1. Keluar Urine atau Feses dari Vagina 

Ini terjadi karena kanker serviks melemahkan sekat yang memisahkan vagina dengan jalan feses di anus atau kandung kemih. Akibatnya sekat tersebut menjadi rapuh hingga mengalami kebocoran.

Gejala Kanker Serviks Stadium Awal hingga Akhir

Selain gejala awal yang harus Anda waspadai, ada pula gejala stadium lanjutan yang perlu Anda ketahui juga, agar Anda bisa segera menghubungi dokter apabila mengalami gejala-gejala berikut ini:

  1. Meningkatnya Frekuensi Buang Air Kecil

Gejala ini menyerupai gejala infeksi saluran kemih, karena menyebabkan penderitanya lebih sering buang air kecil daripada sebelumnya. Karena itu, perlu pemeriksaan lebih lanjut dengan dokter untuk memperokleh diagnosis yang tepat.

  1. Kaki Membengkak

Jika tumor menekan kelenjar getah bening di area slangkangan, ini bisa menyebabkan kaki menjadi bengkak. Jika hal ini terjadi, Anda perlu waspada dan segera memeriksakan diri, agar mendapat penanganan sebelum kanker menyebar ke bagian tubuh lain melalui pembuluh getah bening.

Diagnosis Kanker Serviks

Pada tahapan awal untuk mendeteksi kanker serviks, dokter akan menanyakan penyakit yang diderita dan gaya hidup yang dijalani, serta gejala yang telah dirasakan pasien. Setelah itu, akan ada pemeriksaan lebih lanjut berupa:

  1. Skrining

Untuk mendeteksi sejak awal penyakit kanker serviks, dokter akan menyarankan pasien untuk skrining test, seperti pemeriksaan IVA, pap smear, dan HPV DNA. Skrining ini dapat dilakukan mulai pada usia 21 tahun.

  1. Biopsi Jaringan Serviks

Jika dari hasil skrining test menunjukkan adanya kemungkinan atau dugaan kanker serviks, dokterk akan menyarankan pasien untuk tindakan selanjutnya, yaitu biopsi jaringan serviks. Pada tahapan ini, dokter akan mengambil sampel kecil dari jaringan serviks untuk diteliti lebih lanjut di laboratorium.

Jika dalam 2 tahapan di atas pasien terdiagnosis kanker serviks, dokter akan melanjutkan pemeriksaan ke tahap selanjutnya untuk mengetahui stadium kanker pada pasien. Pemeriksaan meliputi:

  • Rontgen, MRI, CT Scan, dan PET Scan untuk melihat kondisi serviks dan kemungkinan terjadinya penyebaran kanker ke jaringan atua organ lain.
  • Tes darah, untuk mengetahui kondisi ginjal dan hati.
  • Sistoskopi, untuk memeriksa kemungkinan adanya penyebaran sel kanker ke uretra dan kandung kemih.
  • Protoskopi, untuk memeriksa adanya kemungkinan sel kanker yang menyebar ke bagian rektum atau belum.

Kesimpulan

Kanker serviks adalah penyakit serius yang sering kali tidak menunjukkan gejala jelas pada stadium awal. Gejala seperti pendarahan, keputihan tidak normal, nyeri panggul, atau penurunan berat badan drastis patut diwaspadai. Deteksi dini melalui skrining rutin (IVA, Pap smear, atau HPV DNA) sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan. Jika Anda mengalami tanda-tanda di atas, segera konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Ingat, pencegahan dan penanganan sedini mungkin bisa menyelamatkan nyawa!

Referensi

  • RS Pondok Indah. (2025). Kenali 6 Gejala Awal Kanker Serviks yang Perlu Diperhatikan. Diakses tanggal 30 April 2025, dari https://www.rspondokindah.co.id/id/news/gejala-kanker-serviks
  • Alodokter. (2024). 10 Ciri-Ciri Kanker Serviks yang Perlu Diwaspadai. Diakses tanggal 30 April 2025, dari https://www.alodokter.com/ini-ciri-ciri-kanker-serviks-yang-perlu-anda-waspadai
  • Siloam Hospital. (2024). Ketahui 5 Gejala Awal Kanker Serviks yang Umum Terjadi. Diakses tanggal 30 April 2025, dari https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/ketahui-5-gejala-awal-kanker-serviks-yang-umum-terjadi
  • Halodoc. (2025). Kanker Serviks. Diakses tanggal 30 April 2025, dari https://www.halodoc.com/kesehatan/kanker-serviks
Ini Penyebab Kanker Serviks & Cara Mencegahnya!

Ini Penyebab Kanker Serviks & Cara Mencegahnya!

Kanker serviks adalah kanker yang menyerang leher rahim yang disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV). Berdasarkan data WHO, kanker serviks berada di peringkat keempat sebagai kanker yang paling sering dialami oleh wanita di seluruh dunia. Oleh karena itu, perlu kesadaran untuk mengetahui penyebabnya dan cara mencegah kanker serviks, agar bisa terhindar dari risiko terkena kanker serviks.

Penyebab Kanker Serviks

Kanker serviks terjadi karena sel-sel yang sehat yang bermutasi. Mutasi ini yang menyebabkan sel-sel tumbuh tidak normal dan tidak terkendali, lalu terbentuklah sel kanker.

Beberapa faktor yang dapat memperbesar peluang terkena kanker serviks, yaitu:

  1. Infeksi human papillomavirus (HPV), yang bisa menular melalui hubungan seksual yang tidak sehat (sembarangan).
  2. Aktif berhubungan seksual di usia dini, terutama untuk yang berusia di bawah 18 tahun.
  3. Sering berganti pasangan untuk berhubungan seksual.
  4. Berhubungan seksuak dengan orang yang telah terinfeksi HPV.
  5. Daya tahan lubuh yang lemah karena kondisi tertentu, seperti penderita HIV/AIDS.
  6. Memiliki penyakit seksual menular, seperti gonore, sifilis, dan klamidia.
  7. Hamil lebih dari 3 kali.
  8. Mengonsumsi pil KB dalam waktu yang panjang (sekitar 5 tahun atau lebih).
  9. Merokok.

Gejala Kanker Serviks

Sebelum muncul sel kanker berkembang, umumnya tidak ada tanda-tanda atau gejala. Gejala baru muncul ketika  sel kanker sudah mulai berkembang. Gejala yang muncul antara lain:

  • Keluar keputihan yang encer – terkadang berupa darah – dalam jumlah yang banyak dan berbau busuk.
  • Pendarahan di vagina padahal tidak sedang menstruasi, setelah berhubungan seksual atau menopause.
  • Saat menstruasai, terjadi pendarahan lebih banyak dan berlangsung lebih lama dari biasanya.
  • Vagina terasa sakit saat berhubungan seksual.
  • Terasa nyeri di pinggul atau bagian bawah perut.

Jika sel kanker sudah menyebar ke organ atau jaringan sekitar serviks, ada gejala lain yang biasanya timbul, seperti:

  • Diare
  • BAB berdarah
  • Nyeri atau sulit ketika buang air kecil
  • Kencing berdarah (hematuria)
  • Berat badan menurun
  • Nafsu makan hilang
  • Mudah merasa lelah
  • Tulang terasa nyeri
  • Kaki bengkak

Upaya untuk Mencegah Terkena Kanker Serviks

Ada beberapa upaya atau cara yang dapat Anda lakukan untuk mengecilkan risiko terkena kanker serviks, yaitu:

  1. Hubungan Seksual dengan Aman

Infeksi HPV (Human Papilloma Virus) terjadi karena penularan melalui aktivitas seksual yang tidak aman. Oleh karena itu, usahakan ketika melakukan hubungan seksual, lakukan dengan aman, seperti menggunakan kondom, dan tidak bergonta-ganti pasangan.

  1. Menjaga Kebersihan Organ Intim

Dengan menjaga kebersihan organ intim, risiko akan infeksi dan peradangan dapat berkurang dan menurunkan risiko terkena kanker serviks. Apalagi saat sedang menstruasi atau mengalami keputihan.

  1. Berhenti Merokok

Rokok mengandung racun yang bersifat oksidatif dan dapat menurunkan sistem tubuh, sehingga membuat tubuh menjadi rentan terinfeksi virus. Selain itu, rokok juga menjadi faktor utama yang menyebabkan kanker.

  1. Mengonsumsi Makanan yang Sehat

Makanan yang sehat dapat membantu menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh. Salah satu manfaatnya, dapat mengurangi risiko dan mencegah terkena kanker serviks. Beberapa makanan yang dapat Anda konsumsi untuk mencegah kanker serviks, yaitu:

  • Makanan yang kaya antioksidan, seperti: tomat, wortel, buah beri, minyak zaitun, coklat hitam dan kunyit.
  • Sayur-sayuran dan buah-buahan, seperti: brokoli, kacang kenari, apel, dan bawang putih.

Untuk mengetahui pembahasan ini lebih lanjut, kami sudah membahasnya di artikel Cegah Kanker dengan Makanan yang Sehat Ini.

  1. Melakukan Pola Hidup Sehat

Menjaga pola makan saja tidak cukup. Agar semakin optimal, pola hidup sehat seperti rajin berolahraga, dan tidak begadang juga penting. Dengan begitu, tubuh menjadi lebih sehat, dan mental juga terjaga (tidak mengalami stress).

Manfaat berolahraga untuk mencegah kanker sudah kami bahas lebih dalam di artikel Cegah Kanker dengan Aktif Berolahraga.

  1. Tes Urine untuk Mendeteksi HPV

Untuk berjaga-jaga, Anda bisa melakukan tes urin di laboratorium menggunakan PCR (Polymerase Chain Reaction). Tujuannya, untuk mendeteksi DNA virus HPV, sehingga jika terinfeksi dapat segera diatasi, sebelum berkembang menjadi kanker serviks.

  1. Melakukan Vaksinasi HPV

Salah satu penyebab utama kanker serviks adalah infeksi HPV. Karena itu, untuk pencegahan di awal, penting bagi wanita untuk mendapatkan vaksin HPV. Vaksin ini bisa mulai diberikan saay berusia 9–26 tahun, dan lebih efektif jika diberikan sebelum wanita melakukan hubungan seksual unuk pertama kalinya.

Jika sebelumnya sudah pernah atau sering melakukan hubungan seksual (apalagi yang tidak sehat), lebih baik periksa dahulu sebelum melakukan vaksinasi HPV, karena jika sudah menjadi kanker serviks, vaksin HPV tidak lagi efektif.

Vaksinasi HPV biasanya dilakukan 3 kali dalam waktu 6 bulan. Vaksin HPV juga efektif jika diberikan pada wanita yang sudah terjangkit virus HPV, sebelum berkembang menjadi kanker serviks.

  1. Melakukan Tes Pap Smear

Tes Pap Smear adalah pemeriksaan kanker serviks dengan cara mendeteksi sel-sel di leher rahim yang dapat berkembang menjadi kanker. Tes ini disarankan bagi wanita yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual yang tidak sehat. 

Dengan mengetahui kesehatan daerah rahim lebih awal, Anda dapat mengurangi risiko yang lebih parah kedepannya.

Pengobatan untuk Kanker Serviks

Untuk pengobatan jika sudah terkena kanker serviks dilakukan sesuai dengan kondisi dan stadium kanker pada penderita. Berikut ini adalah cara pengobatan kanker serviks:

  1. Bedah: Untuk mengangkat kanker di bagian rahim, bisa dengan trabekulektomi radikal, histerektomi, atau pelvic exenteration. Dokter juga bisa mengangkat kelenjar getah bening di sekitar area serviks yang terkena kanker dengan cara ini.
  2. Radioterapi: Salah satu cara membunuh sel kanker dengan radiasi sinar X.
  3. Kemoterapi: Dengan memberikan obat-obatan antikanker ke pasien untuk membunuh dan menghentikan perkembangan sel kanker di tubuh.
  4. Terapi Target: Menghentikan pembentukan zat kimia tertentu yang berada dalam sel kanker, sehingga sel tersebut mati.
  5. Imunoterapi: Pengobatan dengan memanfaatkan obat yang dapat membantu sistem kekebalan tubuh untuk membunuh sel kanker.

Kesimpulan

Kanker serviks adalah ancaman serius bagi wanita, tetapi kasus ini bisa dicegah dengan deteksi dini dan gaya hidup sehat. Mulailah dengan vaksin HPV sedini mungkin, rutin pap smear, dan hindari perilaku berisiko seperti berganti pasangan seksual atau merokok. Jaga daya tahan tubuh dengan makanan kaya antioksidan (seperti brokoli dan buah beri) serta pola hidup aktif. Ingat, pencegahan lebih baik daripada pengobatan! Segera konsultasikan dengan dokter untuk skrining berkala, terutama jika Anda masuk orang yang berisiko terkena kanker serviks. Dengan langkah tepat, kanker serviks bisa dihindari.

Cegah Kanker dengan Makanan yang Sehat Ini

Cegah Kanker dengan Makanan yang Sehat Ini

Kanker menjadi suatu hal yang menakutkan dan mengkhawatirkan bagi kebanyakan orang. Pasalnya, jika terlambat ditangani dapat berujung ke kematian. Kanker merupakan penyakit yang kompleks karena ada banyak faktor yang dapat menyebabkan berkembangnya sel kanker, salah satunya makanan. Oleh karena itu, perlu kita ketahui makanan apa saja yang dapat mencegah kanker, agar kita bisa terhindar dari risiko yang tidak kita inginkan.

Makanan yang Dapat Mencegah Sel Kanker

Salah satu faktor penyebab kanker adalah dari pola makan yang tidak sehat. Pola makan yang tidak sehat, berdampak pada kesehatan Anda secara menyeluruh, termasuk risiko terkena kanker.

Penelitian telah menunjukkan bahwa hingga sepertiga dari kanker yang umum terjadi dapat dicegah melalui perubahan pola makan, yang menyoroti pentingnya nutrisi dalam penanganan kanker.

Berikut adalah makanan yang dapat mencegah kanker:

Makanan yang Kaya Antioksidan

  1. Tomat

    Buah tomat mengandung likopen dan memiliki sifat antikanker yang berperan sebagai antioksidan.

    Sebuah studi mengatakan bahwa mengonsumsi asupan likopen pada tomat dapat menurunkan risiko terkena kanker prostat. Tomat juga mengandung nutrisi penting lain seperti serat sebanyak 1,2 gram, vitamin K, dan vitamin C per 100 gram. 

    Dengan mengonsumsi tomat, tubuh Anda akan jauh lebih sehat dan dapat mencegah muncul atau berkembangnya sel kanker.

    1. Wortel

    Dalam 100 gram wortel, mengandung 2,7 gram serat, beta karoten, vitamin K1, dan antioksidan.

    Penelitian membuktikan bahwa dengan mengonsumsi wortel, dapat mengurangi risiko terkena kanker prostas hingga 18%. Studi lainnya juga mengungkapkan bahwa perokok yang tidak memakan wortel, memiliki kemungkinan 3 kali lebih besar terkena kanker paru-paru daripada yang memakan wortel lebih dari 1 kali dalam seminggu.

    1. Buah Beri

    Buah beri memiliki sifat antioksidan yang dapat menurunkan risiko terkena kanker. 

    Menurut sebuah penelitian, 25 orang dengan kanker kolorektal yang mengonsumsi ekstrak bilberry selama 7 hari dapat menurunkan sel kanker hingga 7%. Dengan begitu, menjadi bukti bahwa buah beri menjadi salah satu buah yang dapat membunuh sel kanker.

    1. Minyak Zaitun

    Dalam 1 sendok makan (sekitar 14 gram) minyak zaitun, mengandung vitamin E sebesar 13% dan vitamin K sebesar 7% dari kebutuhan harian.

    Minyak zaitun juga kaya akan kandungan antioksidan, yang dapat melindungi kolesterol jahat dari oksidasi, karena jika kolesterol jahat teroksidasi, dapat menyebabkan penyakit serius seperti stroke dan gagal jantung.

    Dengan kandungannya, minyak zaitun dapat menurunkan risiko terkena kanker payudara.

    1. Coklat Hitam

    Coklat hitam mengandung polifenol, flavonoid, dan antioksidan yang memiliki efek pencegahan terhadap kanker. Dalam 100 gram coklat hitam, juga terdapat kandungan 230 mg magnesium, dan 12 mg zat besi yang baik untuk mencegah gangguan jantung dan kanker.

    Dalam sebuah studi meta-analisis, membuktikan bahwa mengonsumsi coklat hitam secara teratur dapat mengurangi risiko kematian akibat kanker hingga 12% lebih rendah.

    Sayur-sayuran dan Buah-buahan

    1. Brokoli

    Sayur brokoli mengandung sulforaphane yang memiliki sifat antikanker. Dalam sebuah penelitian, membuktikan bahwa mengonsumsi sulforaphane secara teratur bisa mengurangi ukuran dan jumlah sel kanker payudara hingga 75%.

    Tidak hanya itu, dalam 90 gram brokoli mentah, mengandung vitamin C sebesar 91% dari kebutuhan harian. Hal ini berguna untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mencegah risiko kanker.

    1. Kacang kenari

    Kacang kenari mengandung zat pedunculagin yang dapat diolah oleh tubuh menjadi urolithin. Senyawa urolithin ini berhubungan erat dengan reseptor estrogen, sehingga mampu mencegah terjadinya kanker payudara. 

    Dalam sebuah penelitian, uji coba dilakukan pada penderita kanker payudara dengan mengonsumsi kacang kenari selama 2 minggu. Hasilnya, sampel jaringan yang diambil selama operasi mengalami penekanan terhadap pertumbuhan sel kanker.

    1. Apel

    Apel adalah salah satu buah yang dapat membunuh sel kanker karena mengandung polifenol yang miliki sifat antikanker.

    Polifenol adalah senyawa nabati yang dapat mencegah peradangan, penyakit kadiovaskular, dan infeksi. Khasiat dari kandungan buah apel juga mampu menghambat tumbuhnya sel kanker payudara, tanpa memengaruhi sel-sel yang sehat di dalam tubuh.

    1. Kunyit

    Kunyit mengandung kurkumin yang bermanfaat sebagai antiinflamasi, antioksidan, dan antikanker sehingga dapat meningkatkan kesehatan atau imun secara optimal.

    Sebuah studi mengatakan, kurkumin bermanfaat untuk mengurangi lesi usus besar yang bisa menjadi kanker sebanyak 40%. Dalam 1 sendok teh kunyit, juga kaya akan vitamin C sebanyak 3% dan potassium sebanyak 5% dari kebutuhan harian.

    1. Bawang Putih

    Bawang putih mengandung allicin yang memiliki peran penting untuk membuat sel-sel kanker mati. Hal ini juga terbukti dalam sebuah penelitian, bahwa ada kaitannya antara allicin yang terkandung di bawang putih dengan penurunan risiko terhadap kanker.

    Dalam 1 siung bawang putih mentah (sekitar 3 gram), mengandung vitamin C sebesar 0,9 mg, vitamin K, dan magnesium. Kandungan-kandungan dalam bawang putih ini mampu mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan peradangan pada tubuh.

    Makanan yang Dapat Memicu Sel Kanker

    Selain harus mengetahui makanan apa yang dapat mencegah kanker, Anda juga harus tahu makanan apa yang dapat memicu sel kanker untuk berkembang. Dengan begitu, kemungkinan terkena kanker akan semakin kecil.

    Berikut adalah makanan-makanan yang harus dihindari:

    1. Alkohol

    Alkohol terbukti dapat meningkatkan kadar estrogen dalam darah. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada DNA sel di tubuh, dan ini awal mula tumbuhnya sel kanker.

    1. Gula yang Belebihan

    Mengonsumsi gula dengan berlebihan (melebihi batas harian yang aman), mampu meningkatkan kemungkinan kelenjar bayudara berkembang menjadi sel kanker.

    1. Lemak Jenuh dan Lemak Trans

    Jenis lemak ini, sering ditemui di gorengan, makanan olahan, dan makanan siap saji. Kandungan lemak di dalam makanan-makanan tersebut dapat meningkatkan risiko terkena kanker jika dikonsumsi berlebihan dalam waktu yang panjang.

    1. Daging Merah yang Tinggi Lemak

    Daging merah yang memiliki kandungan lemak tinggi dapat memicu produksi estrogen berlebih (hormon yang bisa mempercepat pertumbuhan sel kanker payudara). Apalagi jika disajikan dengan cara dibakar, terbentuk senyawa HCA (Heterocyclic Amines) dan PAH (Polycyclic Aromatic Hydrocarbons) yang dapat merusak DNA sel di tubuh, sehingga dapat memicu sel kanker tumbuh.

    Kesimpulan

    Dari artikel ini, dapat disimpulkan bahwa pola makan kita berperan penting dalam mencegah perkembangan sel kanker. Makanan kaya antioksidan seperti tomat, wortel, buah beri, dan sayuran cruciferous seperti brokoli terbukti mengandung senyawa aktif yang mampu menghambat pertumbuhan sel abnormal.

    Beberapa kunci penting yang perlu diingat:

    1. Konsumsilah berbagai jenis makanan yang dapat mencegah kanker secara rutin untuk mendapat manfaat optimal
    2. Hindari makanan pemicu kanker seperti alkohol, gula berlebihan, makanan olahan dan lemak jenuh
    3. Kombinasikan pola makan sehat dengan gaya hidup yang sehat juga seperti rutin berolahraga, dan pemeriksaan kesehatan berkala.

    Pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan. Mulailah hari ini dengan memilih lauk pauk yang tidak hanya enak, namun baik juga untuk tubuh Anda dan makanan kaya zat yang bisa membunuh sel kanker untuk investasi kesehatan jangka panjang Anda.

    Referensi:

    1. Halodoc. (2022). Diet Pengidap Kanker Payudara: Makanan yang Harus Dikonsumsi dan Dihindari. Diakses tanggal 29 April 2025, dari https://www.halodoc.com/artikel/diet-pengidap-kanker-payudara-makanan-yang-harus-dikonsumsi-dan-dihindari
    2. Ciputrahospital. (2024). Konsumsi 11 Makanan untuk Mencegah Kanker Paling Ampuh. Diakses tanggal 29 April 2025, dari https://ciputrahospital.com/makanan-untuk-mencegah-kanker/
    3. Mount Elizabeth Hospital. (2024). Cancer Diets: The Dos and Don’ts for Optimal Health. Diakses tanggal 29 April 2025, dari https://www.mountelizabeth.com.sg/health-plus/article/cancer-diet-dos-donts
    4. RSUM Meuraxa. (2024). Makanan dan Gaya Hidup Sehat untuk Mencegah Kanker. Diakses tanggal 29 April 2025, dari https://rsum.bandaacehkota.go.id/makanan-dan-gaya-hidup-sehat-untuk-mencegah-kanker/
    Cegah Kanker dengan Aktif Berolahraga

    Cegah Kanker dengan Aktif Berolahraga

    Olahraga adalah salah satu aktivitas fisik yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, dan juga mental. Dengan rutin melakukan olahraga, Anda juga dapat mencegah terkena kanker. Simak lebih lanjut manfaat olahraga yang dapat menyehatkan tubuh sekaligus mencegah kanker berikut ini!

    Manfaat Olahraga untuk Mencegah Kanker

    Penyakit kanker dapat menyerang siapa saja. Banyak faktor yang dapat menyebabkan kanker, salah satunya adalah kurangnya aktivitas fisik.

    World Health Organization (WHO) pada tahun 2014 mengatakan, kurangnya aktivitas fisik merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia.

    Duduk selama berjam-jam setiap hari adalah salah satu yang membuat seseorang rentar terkena penyakit-penyakit serius seperti diabetes, penyakit kardiovaskular, hingga kanker.

    Untuk pencegahan terhadap kanker, aktivitas fisik seperti olahraga harus diimbangi juga dengan pola makan yang sehat dan bergizi agar hasilnya optimal.

    Bagaimana olahraga dapat menjaga tubuh Anda dari penyakit kanker? Para ilmuwan mengatakan, manfaat olahraga dapat membantu Anda untuk mencegah terkena kanker:

    Membuat Berat Badan Menjadi Ideal

    Salah satu yang memperbesar risiko terkena kanker adalah obesitas. Orang dengan kondisi ini dapat mengalami peradangan kronis tingkat rendah, yang dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan DNA, dan berujung ke terkena kanker.

    Dengan rutin berolahraga, Anda bisa mengendalikan (menjaga atau menurunkan) berat badan agar tetap ideal, sehingga tubuh Anda lebih sehat dan risiko terkena kanker semakin rendah.

    Menyeimbangkan Kadar Hormon di Dalam Tubuh

    Olahraga juga dapat membantu menyeimbangkan hormon di dalam tubuh, salah satunya hormon estrogen. Jika kadar hormon ini tinggi, berpotensi menyebabkan kanker payudara.

    Jenis Kanker yang Dapat Dicegah dengan Olahraga dan Aktivitas Fisik

    Orang yang tidak aktif bergerak memiliki risiko sebesar 20-30% untuk terkena penyakit daripada mereka yang aktif. 

    Sejumlah peneliti di American Cancer Society dan National Cancer Institute menyebutkan aktivitas fisik, seperti olahraga dapat menurunkan risiko kanker hingga 20%

    Berikut ini adalah beberapa jenis kanker yang dapat dicegah melalui rutin melakukan aktivitas fisik dan olah raga:

    1. Kanker payudara

    Aktivitas fisik dan olahraga secara rutin terbukti dapat membantu menurunkan risiko terkena kanker payudara pada wanita. Dengan berolahraga secara rutin, dapat menurunkan kadar estrogen dan insulin yang berlebihan. Hormon-hormon inilah yang dapat menyebabkan kanker payudara jika kadarnya tinggi.

    1. Kanker usus besar

    Dengan melakukan aktivitas fisik dan olahraga secara rutin, dapat meningkatkan metabolisme, mencegah resistensi insulin, serta menaga berat badan agar tetap ideal. Dengan begitu, risiko terkena kanker usus besar akan berkurang. 

    1. Kanker rahim

    Kanker rahim berisiko terjadi pada wanita yang memiliki gangguan hormon, berat badan berlebih (obesitas), serta ada riwayat kanker rahim atau usus besar di keluarganya.

    Risiko tersebut dapat dikurangi dengan menjalani gaya hidup yang sehat, seperti rutin berolahraga, tidak merokok, tidak meminum minuman beralkohol, dan pola makan yang sehat. 

    Dengan melakukan olahraga yang rutin, terbukti bermanfaat untuk menjaga hormon wanita agar tetap stabil, sehingga mengurangi risiko terkena kanker rahim.

    1. Kanker paru-paru

    Dengan berolahraga secara rutin terbukti dapat membantu membersihkan paru-paru dari toksin. Hal ini akan lebih maksimal jika Anda juga menjauhi asap rokok.

    Studi di Cancer Epidemiology, Biomarkers & Prevention (2019): Orang yang aktif olahraga memiliki risiko kanker paru 26% lebih rendah, bahkan setelah disesuaikan dengan faktor merokok.

    1. Kanker prostat

    Menurut meta-analisis yang dolakukan oleh para peneliti, pria yang rutin olahraga punya risiko kanker prostat 10-30% lebih rendah. Dengan berolahraga, dapat membantu mengendalikan hormon testosteron yang berlebih, sehingga menurunkan risiko terkena kanker prostat

    Penelitian: Olahraga di Pagi Hari Dapat Menurunkan Risiko Terkena Kanker

    Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam International Journal of Cancer mengatakan bahwa berolahraga di pagi hari memiliki kemungkinan terkena kanker lebih rendah daripada mereka yang berolahraga di sore hari.

    Penelitian ini melibatkan 781 wanita penderita kanker payudara dan 504 pria dengan kanker prostat, dengan memeriksa kebiasaan aktivitas fisik mereka, termasuk waktu berolahraga.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa berolahraga antara pukul 8:00 hingga 10:00 pagi memberikan manfaat paling signifikan. Pada wanita, aktivitas fisik di pagi hari dikaitkan dengan penurunan risiko kanker payudara hingga 25% dibandingkan dengan yang tidak berolahraga. Para ahli menduga hal ini berkaitan dengan kadar estrogen, yang lebih tinggi di pagi hari (sekitar pukul 7:00) dan dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Olahraga diketahui membantu menurunkan kadar estrogen, sehingga berpotensi mengurangi risikonya.

    Untuk kanker prostat, hasil penelitian juga menunjukkan hal serupa. Pria yang rutin berolahraga di pagi hari memiliki risiko 27% lebih rendah dibandingkan yang tidak. Meskipun demikian, para peneliti menyatakan bahwa masih diperlukan studi lebih lanjut untuk memastikan temuan ini.

    Secara umum, aktivitas fisik seperti olahraga memang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, termasuk membantu mencegah penyakit kronis seperti kanker. Untuk mendapatkan manfaat optimal, disarankan berolahraga minimal 150 menit per minggu dengan intensitas sedang. Dengan menjadikan olahraga pagi sebagai kebiasaan, kita bisa melindungi diri dari risiko kanker sekaligus meningkatkan kebugaran tubuh.

    Olahraga yang Baik untuk Mencegah Kanker

    Berikut adalah beberapa jenis olahraga yang dapat Anda lakukan untuk mencegah terkena kanker:

    1. Bersepeda

    Bersepeda secara rutin dapat meningkatkan metabolisme dan membantu mengatur hormon seperti estrogen dan insulin, yang berperan dalam perkembangan kanker payudara.

    1. Jalan santai

    Berjalan kaki secara rutin (30 menit/hari) dapat mengurangi peradangan kronis dan memperbaiki fungsi kekebalan tubuh, sehingga dapat mengurangi risiko terkena penyakit kanker.

    1. Menari

    Menari termasuk latihan aerobik yang membantu menjaga berat badan agar ideal dan terhindar dari obesitas. Obesitas merupakan faktor risiko kanker, sehingga dengan rutin menari dapat mengurangi kemungkinan terkena kanker yang terkait dengan berat badan.

    1. Pilates, zumba, yoga

    Aktivitas olahraga ini tidak hanya membakar kalori, tapi juga menurunkan kadar kortisol (hormon stres). Stres kronis dapat melemahkan sistem imun dan memicu peradangan dan berujung pada kanker.

    1. Lompat tali

    Latihan lompat tali dapat meningkatkan detak jantung dengan cepat,membantu membakar lemak berlebih, dan mengurangi resistensi insulin yang menjadi faktor penyebab kanker.

    Kesimpulan

    Olahraga bukan hanya tentang kebugaran, tetapi juga senjata ampuh melawan kanker. Dari menstabilkan hormon hingga mengurangi peradangan, aktivitas fisik seperti jalan santai, bersepeda, atau yoga terbukti menurunkan risiko kanker payudara, usus besar, paru-paru, dan lainnya. Kuncinya adalah konsistensi—setidaknya 150 menit per minggu. Mulailah dengan langkah kecil hari ini, karena setiap gerakan berarti investasi untuk kesehatan jangka panjang. Jangan lupa imbangi dengan pola makan sehat dan hindari rokok untuk hasil maksimal!

    Referensi

    • McTiernan, et al. (2020). Physical Activity in Cancer Prevention and Survival: A Systematic Review. Medicine and Science in Sports and Exercise, 51(6), pp. 1252–1261.
    • Oruç, Z. & Kaplan, M. (2019). Effect of Exercise in Colorectal Cancer Prevention and treatment. World Jpurnal of Gastrointestinal Oncology, 11(5), pp. 348–366
    • Shaw, E., et al (2018). Effects of Physical Activity on Colorectal Cancer RIsk Among Family History and Body Mass Index Subgroups: A Systematic Review and Meta-Analysis. BMC Cancer, 18, pp. 71.
    • Kokila, G. & Smitha, T (2017). Cancer and Physical Activity. Journal of Oral and Maxillofacial Pathology. 21(1), pp. 4–7.
    • Alodokter. (2025). Mencegah Kanker dengan Aktif Bergerak. Diakses tanggal 29 April 2025, dari https://www.alodokter.com/menghadang-kanker-dengan-aktif-bergerak
    • Hellosehat. (2022). Manfaat Olahraga untuk Bantu Pengobatan dan Pencegahan Kanker. Diakses tanggal 29 April 2025, dari https://hellosehat.com/kanker/manfaat-olahraga-untuk-kanker/
    • Halodoc. (2020), Benarkah Olahraga Pagi Efektif Mencegah Kanker?. Diakses tanggal 29 April 2025, dari https://www.halodoc.com/artikel/benarkah-olahraga-pagi-efektif-mencegah-kanker
    10 Tips Mudah untuk Mencegah Kanker Payudara

    10 Tips Mudah untuk Mencegah Kanker Payudara

    Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang paling umum menyerang wanita di dunia. Di Indonesia, kanker payudara menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi. Menurut data dari Kementerian Kesehatan Indonesia, pada tahun 2020, kasus kanker payudara di Indonesia mencapai 36.633 kasus, dan sebanyak 22 ribu jiwa berujung pada kematian. Karena itu, penting untuk mengetahui cara mencegah kanker payudara sedini mungkin untuk mengurangi risiko dan mengingkatkan kemungkinan sembuh.

    Wanita lebih berisiko mengalami kanker payudara karena jaringan payudaranya terus-menerus terpapar oleh hormon estrogen dan progesteron yang dapat menyebabkan pertumbuhan sel kanker. Selain itu, faktor-faktor yang juga dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara pada wanita adalah:

    • Genetik, memiliki keluarga yang pernah terkena kanker.
    • Gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok, sering begadang, jarang berolah raga.
    • Hamil pertama kali di usia lebih dari 30 tahun, tapi tidak menyusui.
    • Pernah menderita kanker sebelumnya.
    • Pernah terkena paparan radiasi di area dadanya.

    Cara Mencegah Kanker Payudara

    Kabar baiknya, Anda dapat mencegah terkena kanker payudara dengan cara yang tepat. Berikut adalah 10 cara alami untuk mencegah kanker payudara yang bisa Anda lakukan dengan mudah.

    1. Menjaga Berat Badan dengan Diet Mediterania

    Diet ini menekankan untuk mengonsumsi sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, minyak zaitun, dan ikan sebagai bahan utamanya. Menurut studi yang dipublikasikan di International Journal of Cancer tahun 2017, diet mediterania dapat menurunkan risiko kanker payudara pada wanita pascamenopause hingga 40%. Studi ini dilakukan selama 20 tahun di Belanda dan melibatkan 62.573 responden wanita berusia 55–69 tahun.

    2. Mengonsumsi Makanan yang Sehat dan Kaya Antioksidan

    Mengonsumsi makanan yang sehat merupakan solusi untuk mencegah berbagai penyakit secara alami, termasuk kanker payudara. Makanan seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein rendah lemak dapat membantu mengurangi risiko. 

    Makanan yang mengandung antioksidan dapat membantu mengurangi peradangan dan melindungi sel-sel dari kerusakan akibat radikal bebas. Contoh makanan yang mengandung antioksidan: beri, brokoli, pare dan kacang-kacangan.

    3. Kurangi Konsumsi Daging Merah, Makanan atau Minuman Manis, dan Produk Olahan

    Untuk menurunkan risiko kanker, batasi konsumsi daging merah dan olahan seperti sosis atau nugget, karena mengandung senyawa karsinogenik yang dapat merusak sel. Ganti dengan sumber protein lebih sehat seperti ikan, ayam tanpa kulit, atau makanan berbasis nabati seperti tahu dan kacang-kacangan. 

    Kurangi juga asupan gula berlebih dan minuman manis kemasan, yang memicu obesitas dan ketidakseimbangan hormon terkait kanker. Sebagai gantinya, perbanyak makanan alami seperti sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian yang kaya serat serta antioksidan untuk menjaga daya tahan tubuh.

    4. Membatasi atau Menghentikan Konsumsi Minuman Beralkohol

    Alkohol dapat menjadi pemicu meningkatkan kadar hormon estrogen dan menyebabkan kerusakan DNA, sehingga dapat memperbesar risiko terkena kanker payudara. American Cancer Society menyarankan jika Anda ingin meminum minuman beralkohol, dalam sehari tidak lebih dari 1 gelas saja, dan lebih baik lagi jika tidak sama sekali.

    5. Rutin Melakukan Aktivitas Fisik ataupun Berolahraga

    Aktivitas fisik dan berolahraga yang rutin terbukti membantu mengatur hormon, memperkuat kekebalan tubuh, dan menjaga berat badan yang ideal sehingga efektif untuk mencegah risiko kanker payudara. Para ahli merekomendasikan melakukan olahraga intensitas sedang minimal 150 menit atau olahraga intensitas tinggi selama 75 menit per minggu (Sekitar 20 menit perhari).

    Jenis Olahraga yang Direkomendasikan:

    • Jalan kaki selama kurang lebih 30 menit.
    • Jogging
    • Bersepeda.
    • Pilates.
    • Yoga.
    • Berenang.

    6. Berhenti Merokok

    Merokok merupakan kebiasaan buruk yang berdampak pada kesehatan, dan menjadi penyebab banyak jenis kanker, salah satunya kanker payudara, terutama pada wanita muda (premenopause). Berhenti merokok merupakan salah satu langkah penting yang harus dilakukan untuk mencegah risiko kanker payudara.

    Selain itu, menghindari asap rokok akan jauh lebih baik lagi. Karena, terkena paparan asap rokok – perokok pasif – juga dapat meningkatkan risiko terkena kanker.

    7. Menyusui dengan Teratur

    Menyusui secara teratur terbukti membantu para wanita untuk mengurangi risiko kanker payudara. Ketika menyusui, akan terjadi perubahan hormon yang dapat menunda periode menstruasi. Dengan begitu, hormon estrogen akan lebih stabil. Menyusui juga dapat mencegah paparan zat yang memicu kanker, dan membantu untuk menghindari kerusakan sel di payudara.

    8. Menjaga Kesehatan Mental

    Menjaga kesehatan mental, menjadi satu hal yang penting untuk dilakukan. Meski tidak secara langsung dapat mencegah kanker, tapi kesehatan mental berdampak pada kesehatan tubuh. Dengan tubuh yang sehat dan bugar, Anda akan lebih terhindar dari risiko penyakit, termasuk kanker.

    9. Menghindari Paparan Radiasi

    Bagi wanita yang pernah menjalani pengobatan dengan terapi radiasi sebelum usia 30 tahun, lebih rentan terkena kanker. Karena itu, lebih baik menghindari paparan radiasi jika ada opsi terapi yang lain, sebagai salah satu upaya untuk mencegah kanker payudara.

    10. Periksa untuk Mendeteksi sejak Dini

    Selain menerapkan gaya hidup yang sehat seperti di atas, tidak ada salahnya Anda melakukan pengecekan di Rumah Sakit, terutama bagi Anda yang memiliki risiko kanker payudara.

    Banyak riset mengatakan, deteksi dini pada kanker dapat meningkatkan peluang kesembuhan dan mengurangi risiko komplikasi. Dalam jurnal Frontiers in Oncology menyebutkan bahwa, tingkat kelangsungan hidup untuk penderita kanker payudara dalam 5 tahun terakhir mencapai sekitar 90%. Hal ini terjadi karena adanya deteksi sejak dini.

    Kesimpulan

    Kanker payudara memang menjadi ancaman serius, tetapi risikonya bisa dikurangi dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat. Mulai dari pola makan sehat seperti diet Mediterania, rutin berolahraga, menghindari rokok dan alkohol, hingga deteksi dini, semua upaya ini bisa menjadi tameng Anda terhindar dari kanker.

    Dengan pola hidup yang sehat, Risiko Terkena Kanker Payudara Dapat Berkurang.
    Sumber: Freepik

    Ingat, setiap langkah kecil yang Anda ambil hari ini adalah investasi untuk kesehatan jangka panjang. Jangan tunggu sampai gejala muncul, mulailah menerapkan gaya hidup sehat sekarang juga! Apalagi jika Anda memiliki riwayat keluarga atau faktor risiko lain, jangan ragu untuk konsultasi ke dokter. Deteksi dini bisa menyelamatkan nyawa dan mengurangi risiko yang lebih buruk.

    Referensi:

    • Peñalver-Argüeso, B., et al. (2023). Smoking History and Breast Cancer Risk by Pathological Subtype: MCC-Spain Study. Tobacco Induced Diseases, 21, pp. 157.
    • Stordal, B. (2023). Breastfeeding Reduces the Risk of Breast Cancer: A Call for Action in High-Income Countries With Low Rates of Breastfeeding. Cancer Medicine, 12(4), pp. 4616–4625.
    • Gordon, P. B. (2022). The Impact of Dense Breasts on the Stage of Breast Cancer at Diagnosis: A Review and Options for Supplemental Screening. Current Oncology (Toronto, Ont.), 29(5), pp. 3595–3636.
    • Wilkinson, L. & Gathani, T., (2022). Understanding Breast Cancer as a Global Health Concern. The British Journal of Radiology, 95(1130), pp. 20211033.
    • World Health Organization WHO (2024). Breast Cancer.
    • Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2022). Panduan Pelaksanaan Hari Kanker Sedunia 2022.
    • Centers for Disease Control and Prevention (2023). What Is Breast Cancer?
    • Centers for Disease Control and Prevention (2023). What Are the Risk Factors for Breast Cancer?
    • Mayo Clinic (2024). Breast Cancer.
    • Mayo Clinic (2023). Breast Cancer Prevention: How to Reduce Your Risk.
    • Mayo Clinic (2022). Breast Self–Exam for Breast Awareness.
    • American Cancer Society (2022). Lifestyle–Related Breast Cancer Risk Factors.
    • American Heart Association (2023). Getting Active to Control High Blood Pressure.
    • Cancer Research UK. Breast Cancer Risk.
    • Seladi–Schulman, J. Healthline (2022). Does Breastfeeding Prevent Breast Cancer?
    • WebMD (2024). Risk Factors for Breast Cancer.
    • WebMD (2024). Do Breast Cancer Make Ovarium Cancer More Likely?
    • Sreenivas, S. WebMD (2023). How Smoking and Drinking Affect Breast Cancer.
    • Sreenivas, S. WebMD (2022). Should You Do a Breast Self–Exam?
    • Prodia. (2023). 10 Cara Mencegah Kanker Payudara secara Alami. Diakses tanggal 28 April 2025, dari https://prodia.co.id/id/artikel-detail/10-cara-mencegah-kanker-payudara-secara-alami
    • Siloam Hospital. (2024). 9 Cara Mencegah Kanker Payudara yang Penting Dipahami Wanita. Diakses tanggal 28 April 2025, dari https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/6-pola-hidup-sehat-cegah-kanker-payudara
    • Alodokter. (2024). 8 Cara Mencegah Kanker Payudara yang Mudah Dilakukan. Diakses tanggal 28 April 2025, dari https://www.alodokter.com/cara-mencegah-kanker-payudara-ternyata-mudah
    •  Medicelle. (2024). Apa Saja Olahraga yang Dapat Mencegah Kanker Payudara?. Diakses tanggal 28 April 2025, dari https://www.medicelle.co.id/apa-saja-olahraga-yang-dapat-mencegah-kanker-payudara/
    •  Sinarmas. (2025). Pilihan Gaya Hidup Sehat untuk Mencegah Kanker Payudara. Diakses tanggal 28 April 2025, dari https://www.sinarmas.co.id/read/gaya-hidup-sehat/pilihan-gaya-hidup-sehat-untuk-mencegah-kanker-payudara
    •  dr. Nadia Octavia, Klikdokter. (2020). Perangi Kanker Payudara dengan Diet Mediterania. Diakses tanggal 28 April 2025, dari https://www.klikdokter.com/info-sehat/kanker/perangi-kanker-payudara-dengan-diet-mediterania